La Nyalla Mattalitti pernah merasa ketakutan saat ia ketahuan melakukan tindak pidana korupsi dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur pada 2011-2014.
La Nyalla akhirnya kabur ke Singapura saat Kejaksaan Tinggi berupaya menjeratnya ke pengadilan.
Selama di Singapura, ternyata La Nyalla masih bisa bertahan, meski semua rekeningnya telah dibekukan. Ternyata, masih ada loyalis La Nyalla yang dengan sukarela mengirimkan sejumlah uang selama ia berada dalam pelarian.
Saat itu, La Nyalla memang punya power untuk korupsi, saat menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur.
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menetapkan La Nyalla sebagai tersangka karena dia menggunakan dana itu untuk membeli saham perdana Bank Jatim sebesar Rp 5,3 miliar.
Rasa takut La Nyalla memang tak berlebihan bila berurusan dengan hukum. Ia masih tetap berada di Singapura meski masa tinggalnya sudah habis.
Tak habis akal, kejaksaan akhirnya bekerjasama dengan interpol untuk memburu La Nyalla.
Bahkan La Nyalla yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua PSSI itu terancam masuk daftar buronan internasional karena bila interpol menerbitkan red notice, sesuai permintaan dari Indonesia. Namun ia akhirnya dideportasi tak lama kemudian pada tahun 2016.
Namun bukan La Nyalla bila ia tak bisa keluar dari jeratan hukum. Terbukti Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta memvonis bebas pada Selasa, 27 Desember 2016.
Dalam sidang hari itu, majelis hakim menyatakan La Nyalla tidak terbukti bersalah melakukan korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur 2011-2014 sebesar Rp 5,3 miliar. Menurut majelis hakim yang diketuai Sumpeno, dana hibah yang digunakan La Nyalla untuk membeli saham Bank Jatim itu telah dikembalikan.
Tetapi, bila pengembalian seperti yang dilakukan La Nyalla bisa membuat seorang koruptor lolos dari jerat hukum bukannya cara seperti itu bisa dilakukan oleh koruptor lain di kemudian hari? Kalau ketahuan asal dikembalikan ada kemungkinan bebas.
Begitulah La Nyalla Mattalitti, berhasil lolos dari hukuman serta karir politiknya melejit, bahkan mulus bisa melenggang ke kursi Ketua DPD RI.
Bahkan baru-baru ini, dia mendeklarasikan diri sebagai calon presiden. Ini karena kita terlalu pemaaf kepada koruptor? Atau emang La Nyalla memang tak tahu malu.
Kalau saya sih nggak mau negeri ini dipimpin oleh seorang koruptor yang rakus kekuasaan seperti La Nyalla Mattalitti.