Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari sudah membaca gerak gerik licik dari Ketua DPD La Nyalla Mattalitti.
Menurutnya, aneh bila isu mengembalikan naskah UUD 45 sesuai aslinya baru dilontarkan pada momen jelang pemilu 2024.
Padahal, kata Feri, naskah UUD 45 yang asli merupakan dasar negara yang dibuat secara mendadak, dan tentu isinya masih kacau. Feri menduga kalau La Nyalla Mattalitti tak pernah membaca naskah itu.
Seperti diketahui, La Nyalla Mattalitti membuat kontroversi baru. Ia ingin mengembalikan naskah UUD 45 yang asli, dari naskah hasil amandemen (perbaikan) pasca reformasi.
Apalagi, La Nyalla juga menyebut Pemilu 2024 harus dibatalkan karena Jokowi butuh memperpanjang masa jabatannya 2-3 tahun, dengan alasan belum menjalankan programnya karena sibuk mengurus pandemik Covid-19.
La Nyalla juga tampak berambisi. Ia menyarankan kepada Jokowi agar mengeluarkan dekrit presiden, agar mengubah UUD 45. Padahal, dekrit presiden tak sembarangan bisa dilakukan.
Feri menilai, pernyataan La Nyalla tersebut menunjukkan bahwa ia ingin menjadi presiden lewat cara mengembalikan UUD 45 ke naskah asli.
Tujuannya, agar MPR kembali menjadi lembaga tertinggi seperti era Orde Baru. Tujuannya, agar presiden bisa dipilih lewat MPR tanpa melalui proses pemilu.
“Aneh bicara sekarang kalau gak ada kepentingan tersembunyi. Karena ada yang merasa tidak mungkin menang kalau lewat pemilihan langsung,” kata Feri.
Seperti diketahui, La Nyalla berulangkali gagal menjadi kader politik yang baik. Ia seperti kutu loncat, pindah dari partai satu ke partai lain karena dinilai tak punya kompetensi.
Sementara La Nyalla sendiri terus berambisi ingin jadi kepala daerah hingga posisi presiden. Terbukti pada Pilkada 2018, La Nyalla gagal mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jawa Timur lewat partai Gerindra.
Karena tak mendapat dukungan itu, La Nyalla membuat tuduhan, Prabowo meminta mahar politik agar dia bisa melenggang jadi calon gubernur. Lucunya, tuduhan itu ia akui sendiri tak benar.
Kini, jelang Pemilu 2024, La Nyalla kembali putar otak. Sebagai Ketua DPD RI tentu ia punya power dan strategi baru untuk jadi presiden, meski dengan cara yang tak masuk akal sekalipun.
Feri juga menyebut, kelakuan La Nyalla sangat tak pantas mengurusi Pemilu 2024 yang sebelumnya sudah lancar berlangsung sejak reformasi 1998. Apalagi sebagai representasi pejabat negara, menyampaikan ingin menghapus Pemilu merupakan tindakan yang memalukan.