Siapa yang tidak mengenal organisasi masyarakat yang bernama Pemuda Pancasila? Rasanya setiap daerah pasti tersebar organisasi masyarakat yang tidak berguna ini. Masyarakat mana yang tidak resah dengan adanya organisasi semacam organisasi panca sila ini. Bukan organisasi masyarakat, lebih tepatnya organisasi sampah masyarakat.
Jelas, adanya organisasi pemuda Pancasila ini tidak ada gunanya sama sekali untuk masyarakat. Selain menjaga parkiran dan mengambil banyak makanan saat hajatan. Serta memalak setiap proyek yang ada di daerah, dan tokoh-tokoh atau dagangan masyarakat menjelang idul fitri.
Dan La Nyalla Mattalitti sosok mantan preman itu menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Jawa Timur. Dengan background sebagai mantan preman yang bengis, tak tahu aturan dan juga tukang palak. Memang cocok menjadi ketua organisasi pemuda Pancasila, sangat selaras dengan kepribadiannya.
Sosok La Nyalla Mattalitti adalah mantan preman yang akrab dengan dunia gelap. Hidupnya selalu dipenuhi dengan kekerasan dan intimidasi kaum-kaum lemah. Memalak sana sini, memeras sana sini, dan juga tidak mau diatur, itu adalah La Nyalla Mattalitti dan fakta yang harus diterima.
Pantas saja, dirinya menjabat sebagai ketua Pemuda Pancasila sebagai gerbong politiknya. Memimpin di daerah jawa timur di mana karir politiknya di mulai dari sana, sempat ingin menjadi calon gubernur jawa timur. Namun naas karena sikap konyolnya ia tidak jadi diusung oleh partainya.
Menjadi ketua Pemuda Pancasila, organisasi masyarakat yang terkenal meresahkan masyarakat ini apa sih untungnya? Ya apa lagi selain mendapatkan basis massa yang banyak. Karena begitu banyak orang-orang bodoh yang masuk jajaran kepengurusan pemuda Pancasila di setiap daerah. Ya itu adalah alat politik seorang La Nyalla Mattalitti.
Ia memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mendukung karir politiknya. Siapa lagi yang bisa dimanfaatkan selain mereka, karena nama dia memang sudah sangat tercoreng di mata masyarakat. Apa lagi di mata masyarakat Jawa Timur, kasus korupsi dan kontroversinya memang tidak akan pernah dilupakan begitu saja. La Nyalla Mattalitti memanfaatkan organisasi yang jelas-jelas ditolak oleh masyarakat sebagai kendaraan politiknya. Ternyata, orang dan organisasinya memang sama-sama bermasalah.
Karir politik La Nyalla ini memang sangat kontroversi, menunggangi orang-orang yang tidak tahu apa-apa untuk jalan politiknya. Tidak heran semulus ini, ia berhasil menjadi ketua DPD RI berkat menginjak-injak kepala orang-orang yang ditindasnya. Menunggangi orang-orang tak berdaya untuk kepentingan karir politiknya.
Pemuda Pancasila memang representasi diri La Nyalla, sangat jelas kemiripan karakter keduanya. Bengis, meresahkan masyarakat, sulit diatur dan premanisme. Bubarkan saja organisasi semacam ini, La Nyalla mending fokus jadi ketua DPD RI yang Amanah. Jangan korupsi lagi, karakter premanismenya semoga tidak terbawa. Karena dirinya sekarang sudah menjadi wakil rakyat, suaranya mewakili masyarakat daerah, bukan pemuda Pancasila.